Minggu, 12 Februari 2012

Pantai Ngobaran

Pantai Ngobaran
Add caption
Add caption
Add caption
Berada 2 km arah Barat pantai Ngrenehan. Pantai yang terletak di desa Kanigoro Kecamatan Saptosari, kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta ini memadukan tebing tinggi dan hamparan pantai membentuk relief keindahan tak terkira.
Pantai ini dihiasi karang-karang berselimut alba (rumput laut) yang menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar. Alba merupakan bahan baku untuk pembuatan kosmetik. Di antara karang-karang terbentuk kolam-kolam mini sepanjang pantai tempat hidup biota-biota laut seperti lobster dan landak laut (hewan laut dengan duri tajam seperti landak) yang menjadi tumpuan para nelayan darat. Sebutan nelayan darat diperuntukkan bagi nelayan yang tidak perlu melaut/berlayar dengan kapal untuk mengekplorasi hasil laut, cukup di pantai saja.
Di pantai ini berdiri beberapa tempat peribadatan berbagai agama/kepercayaan. Sebuah masjid berdiri berdampingan dengan sebuah pura (tempat beribadah umat Hindu), tempat ibadah aliran kepercayaan kejawen dan kejawan (Aliran kepercayaan peninggalan Brawijaya V, diambil dari nama salah satu putra Brawijaya V, Bondhan Kejawan). Keunikan dapat terlihat dari Masjid yang menghadap ke selatan, beradapan dengan wajah keindahan pantai Ngobaran. Namun dalam pelaksanaan sholat, tetap menghadap Kiblat.

Pantai Kukup

Pantai Kukup

Pantai Kukup terletak di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Gunungkidul Yogyakarta. Di pantai Kukup ada sebuah karang yang menjorok ke laut terpisah dari daratan dengan jembatan yang terbentang. Jalan mendaki yang sengaja di buat sebagai akses ke karang tersebut semakin memanjakan para pengunjung.
Beberapa fasilitas yang terdapat di pantai Kukup antara lain : tempat parkir yang luas, sehingga para pengunjung tidak kebingungan untuk memarkir kendaraannya. Parkir ini terletak di pintu masuk agak jauh dari pantai sehingga pengunjung harus berjalan kaki untuk sampai di pinggir laut. Di kiri kanan jalan memasuki pantai kukup berjajar para pedagang yang menawarkan berbagai souvenir khas pantai, makanan-makanan laut dan ada juga biota laut termasuk ikan hias yang dapat dibeli dengan harga yang wajar.
Untuk menjamin keselamatan para pengunjung, pihak pengelola menyiapkan armada SAR untuk memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan sekaligus menginformasikan kondisi pantai, ombak dan datangnya biota laut berbahaya. Perlu diketahui dan diwaspadai oleh para pengunjung, bahwa di pantai ini kadang datang ubur-ubur di kawasan pantai yang jika menggigit akan menyebabkan keracunan. Tapi jangan khawatir, tim SAR akan menginformasikan datangnya ubur-ubur dan siap membantu jika ada pengunjung yang terlanjur terkena ubur-ubur.
Untuk para pengunjung yang ingin bermalam di Pantai Kukup tak usah binggung. Di kawasan obyek wisata Pantai Kukup, ada penginapan PONDOK WISATA yang akan melayani para wisatawan yang ingin merasakan pemandangan malam di Kukup dengan harga terjangkau.

Pantai Sepanjang

Pantai Sepanjang

Sesuai dengan namanya memiliki garis pantai yang panjang bahkan yang terpanjang di antara pantai-pantai di Gunungkidul, ditaburi hamparan pasir putih yang masih bersih. Pantai ini terletak di Desa Kemadang, Kecamatan  Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Pantai ini menawarkan keindahan Kuta Tempo Doeloe. Pasir putih bersih belum ternoda.
Ketika air laut surut akan nampak karang-karang di bibir pantai yang landai. Ceruk-ceruk yang terbentuk di antara karang-karang tersebut menjadi habitat bagi aneka biota laut. Para pengunjung bisa menemukan aneka kerang-kerangan, landak laut, bintang laut, ganggang laut, bulu babi, dan rumput laut. Dalam kondisi ini, penduduk setempat memanfaatkannya untuk "berburu". Rumput laut, kerang-kerangan dan bulu babi adalah buruan mereka. Hasilnya untuk konsumsi pribadi maupun dijual setelah menjadi produk olahan.
Dan ketika air laut pasang, pengunjung bisa menggunakan "pelataran" ini untuk bercumbu ria dengan debur ombak yang ramah. Namun tetap waspada, dan jangan terlalu ke tengah, karena di pantai Sepanjang terdapat ceruk yang dapat menjadi jebakan bagi mereka.
Kunjungan ke Pantai Sepanjang akan ditutup dengan merekahnya senja di ufuk barat, ketika sang surya perlahan bersembunyi di balik kanan, memancarkan bias warna yang menakjubkan.

Pantai Baron

1.     Pantai Baron
 
Pantai Baron, pantai paling populer di Gunungkidul, karena pantai ini adalah pantai pertama yang akan ditemui jika mengunjungi gugusan kecup mesra laut dan daratan, simbol keelokan wisata pantai Gunungkidul. Jajaran Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Sepanjang, Pantai Krakal dan Pantai Sundak berderet di sana, memanjakan pengunjung akan keriuhan ombak pembawa kedamaian kalbu.
Pantai Baron terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 20 km arah selatan kota Wonosari (40 km dari kota Yogyakarta). Pantai yang menjadi saksi pertemuan antara air laut dan air tawar, yang merupakan hasil dari sungai yang bermuara di satu sudut pantai baron, sebagai perlambang berpadunya dua hati meski dengan perbedaan latar belakang.
Hasil kekayaan Baron seperti udang besar (lobster), ikan bawal putih, kakap, tongkol pun siap memanjakan pengunjung, baik yang masih segar ataupun yang siap saji. Sebagai Rekomendasi, menu andalan di sini adalah Sop Kakap.
Upacara Sedekah Laut yang diselenggarakan oleh masyarakat nelayan setempat setiap bulan suro dalam kalender jawa, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil laut yang telah diberikan.

UPACARA ADAT GUNUNGKIDUL


1.      Upacara Babad Dalan Sodo
Waktu          : Jum’at Kliwon, 11 Mei 2012 (Setiap tahun sekali. Namun setiap tahun jatuh bulannya tidak menentu, karena dikaitkan dengan jatuhnya musim Labuh [musim menabur benih polowijo].)
Tempat         : Balai Desa Sodo, Paliyan
Keterangan   : Berziarah ke makam Ki Ageng Giring dan acara Tasyakuran dengan  kenduri
Persiapan upacara diawali dua hari sebelum hari “H”. Sedangkan pada puncak acara diselenggarakan acara pokok yaitu Pengajian. Pengajian ini dilokasikan di Masjid didekat Makam Ki Ageng Giring yang didukung dengan keramaian yang suasananya mirip dengan Pasar Malam.
Maksud dari kedatangan untuk melihat dari dekat tentang Upacara Tradisi Babat Dalan, juga sekaligus bermaksud untuk berziarah ke makam Ki Ageng Giring. Upacara Babat Dalan itu sendiri oleh masyarakat setempat bertujuan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar selalu diberikan keselamatan baik lahir maupun batin, sekaligus untuk memperingati wafatnya Ki Ageng Giring.
·         Asal Usul Tradisi Babat Dalan
Keterangan dari M. Ng Suharsosartoyo juru Kunci makam Ki Ageng Giring :
Karena mencarinya makam tersebut dengan cara Babat Babat, maka ditarik kesimpulan, bahwa dua versi tersebut saling mendukung terjadinya asal usul Upacara Tradisi Babat Dalan di desa Sodo. Karena versi pertama Babat babat memasukkan keyakinan Agama Islam, dan versi kedua Babat Babat ilalang dan semak belukar, sehingga menemukan Ki Ageng Giring yang wafatnya pada hari Jum’at Kliwon maka untuk mengingat ingat Peristiwa tersebut, dibuatlah Upacara Tradisi Babat Dalan oleh masyarakat setempat yang jatuh pada hari Jum’at Kliwon sampai sekarang ini.


2.      Upacara Bersih Desa Bobug
Waktu             : Senin Pon, 14 Mei 2012
Tempat            : Rumah Adat Bobug, Putat, Patuk
Keterangan      : Upacara Kenduri diiringi kesenian tradisional


Waktu             : Minggu Legi, 27 Mei 2012
Tempat            : Bangsal Sewoko Projo, Kabupaten Gunungkidul
Keterangan      : Tirakatan dan upacara resepsi dengan memotong tumpeng


4.      Upacara Bersih Desa Karangrejek
Waktu             : Senin Kliwon, 25 Juni 2012
Tempat            : Balai Desa Karangrejek, Wonosari
Keterangan      : Upacara Kenduri diiringi kesenian tradisional
Upacara adat dimeriahkan dengan kirab Gunungan hasil pertanian sebagai simbol ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME. Upacara tersebut juga menjadi wahana bersosialisasi dan mengapresiasikan kesenian warga masyarakat Karangrejek.
Upacara adat Karangrejek diawali dengan kenduri yang dilaksanakan di tiap padukuhan. Tiap padukuhan memepersiapan Gunungan untuk diarak ke balai desa Karangrejek. Kirab gunungan yang diikuti tujuh padukuhan ini semarak dengan simbol simbol kesenian adat dan himbauan kepada masyarakat untuk bersatu.
Ratusan warga yang mengenakan pakaian adat Jawa turut meraimaikan kirab budaya tersebut. Iring – iringan gunungan hasil Bumi yang diikuti oleh simbol hewan dan kreativitas seni warga mampu menyedot perhatian warga masyarakat lainnya untuk turut menyaksikan jalannya kirab tersbut. Upacara adat ini dilaksanakan secara turun temurun sebagai bentuk rasa syukur kehadapan sang Pencipta atas berkah yang diberikan selama ini.


5.      Upacara Bersih Desa Mulo
Waktu             : Jum’at Kliwon, 15 Juni 2012
Tempat            : Balai Desa Mulo, Wonosari
Keterangan      : Upacara Kenduri diiringi kesenian tradisional


6.      Upacara Sadranan Sendang Logantung
Waktu             : Rabu Pahing, 27 Juni 2012
Tempat            : Sendang Logantung, Sumberejo, Semin
Keterangan      : Sedekah bumi di mata air sendang


7.      Upacara Bersih Desa Kepek
Waktu             : Sabtu Pahing, 7 Juli 2012
Tempat            : Balai Desa Kepek
Keterangan      : Upacara Kenduri diiringi kesenian tradisional


8.      Upacara Sadranan Gunung Kembar
Waktu             : Senin Legi, 16 Juli 2012
Tempat            : Desa Jurangjero, Ngawen
Keterangan      : Setelah Juru Kunci menikrarkan, Upacara rebutan sesaji diiringi kesenian tradisional


9.      Upacara Sadranan
Waktu             : Senin Legi, 16 Juli 2012
Tempat            : Desa Beji, Kecamatan Ngawen
Keterangan      : Setelah Juru Kunci menikrarkan, Upacara rebutan sesaji diiringi kesenian tradisional


10.  Upacara Bersih Desa Wonosari
Waktu             : Rabu Kliwon, 20 Juli 2012
Tempat            : Balai Desa Wonosari, Wonosari
Keterangan      : Upacara Kendiri diiringi kesenian tradisional


11.  Upacara Bersih Desa Gubug Gede
Waktu             : Minggu Pahing, 22 Juli 2012
Tempat            : Desa Ngalang, Gedangsari
Keterangan      : Upacara Kenduri diiringi kesenian Tayub


12.  Upacara Cing-Cing Goling
Waktu              : Kamis Kliwon, 9 Agustus 2012 (setiap tahun). Perhelatan ini jatuh pada pascapanen ke-2 yaitu sekitar bulan Mei, Juni, dan Juli dan berlangsung menurut hari dalam pasaran Jawa yaitu hari Senin Wage atau Kamis Kliwon.
Tempat         : Upacara Cing-cing Goling dilaksanakan di Bendungan Dawe (Bendungan Kedung Dawang). Di tengah upacara biasanya.
Padukuhan Gedangan, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.
Keterangan   : Upacara Kenduri diiringi kesenian tradisional. Upacara Cing-cing Goling merupakan upacara adat sebagai ritual penghormatan terhadap roh leluhur ataupun roh pelindung masyarakat di Padukuhan Gedangan. Dapat dikategorikan sebagai upacara selamatan atau ungkapan rasa syukur. 
Masyarakat dipimpin oleh pemuka adat berdoa. Di tengah ritual biasanya juga ditampilkan cerita rakyat yang berbentuk fragmen. Upacara tradisional kenduri dan peragaan yang dimainkan oleh 22 pria dan seorang wanita, menggambarkan perjalanan Kyai Wisang Sanjaya dari Kerajaan Majapahit bersama istrinya yang selalu digoda oleh para pemuda nakal, dan selamat sampai di Desa Gedangan. Pengunjung yang menghadiri upacara ini diberi ayam panggang, lauk pauk, serta nasi sebagai ucapan terimakasih karena sudah mengikuti acara.
Konon Upacara Cing-cing Goling merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan panen masyarakat setempat dan para pelarian dari Kerajaan Majapahit. Peristiwa pelarian orang-orang Kerajaan Majapahit ditengarai terjadi ketika Kerajaan Majapahit berada di ambang keruntuhan pada abad ke-15. Saat itu Kerajaan Majapahit diperintah oleh Raja Brawijaya V. Para pelarian yang dipimpin oleh Wisang Sanjaya dan Yudopati ini, menempuh perjalanan dari Jawa Timur hingga tiba di daerah Gedangan.
Di daerah ini, Wisang Sanjaya, Yudopati, dan pelarian lainnya mencoba membaur dengan penduduk sekitar yang tinggal lebih dulu. Penduduk setempat menerima mereka karena sikap mereka yang dikenal ringan tangan dan mudah bergaul. Ditambah lagi, penduduk setempat menganggap para pelarian ini telah berjasa besar dalam membantu mengamankan daerah Gedangan dari serbuan para penjahat yang kala itu sering datang dan mengincar hasil panen para penduduk.
Selain membantu mengusir para penjahat, pelarian dari Kerajaan Majapahit ini juga berusaha memajukan pertanian dengan cara membuat bendungan di Kali Dawe. Bersama dengan masyarakat setempat, para pelarian ini bahu-membahu membuat bendungan agar sawah di sekitar daerah Gedangan tidak kekurangan pasokan air. Usaha ini membuahkan hasil, sawah-sawah milik para penduduk Gedangan tidak pernah mengalami kekeringan.


13.  Upacara Bersih Telaga Jonge
Waktu             : Minggu Pahing, 30 September 2012
Tempat            : Desa Pacarejo, Semanu
Keterangan      : Upacara Kenduri sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME karena tersedia air untuk berbagai keperluan


14.  Upacara Sedekah Laut Baron
Waktu             : Kamis Pon, 15 November 2012
Tempat            : Pantai Baron, Desa Kemadang, Tanjungsari
Keterangan      : Upacara Kenduri dan sesaji dilarung di laut
Upacara tradisi yang merupakan warisan leluhur nenek moyang sudah banyak dihilangkan oleh penerusnya, namun lain halnya dengan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul yang warganya masih kental memelihara adat istiadatatnya n buktinya nyata adalah yang akan dilakukan oleh masyarakat dipesisir Pantai Baron besok pada Kamis (17/12), yang akan mengadakan perayaan Upacara Adat Sedekah Laut Pantai Baron. Budaya adat yang beragam di kabupaten Gunungkidul senantiasa bisa memancarkan pesona wisata yang menumbuhkan rasa kecintaan terhadap  budaya bangsa Indonesia khususnya di Gunungkidul.
Penyelenggaraannyapun telah dikemas sedemikian rupa bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Gunungkidul sehingga pesona yang unik dan menarik itupun diupayakan bisa menjadi magnet bagi wisatawan yang berkunjung di obyek wisata tersebut, yang akan berdampak pada tergeraknya perekonomian masyarakat dan berujung pada peningkatan PAD Gununghkidul.
Guna menambah daya tarik wisatawan kemasan sedekah laut Pantai Baron akan diikuti pula dengan serangkaian kegiatan Baksos dilingkungan obyek wisata, kenduri, larungan ubo rampe (jodhang/gunungan) ke tengah lautan, ramah tamah dengan semua peserta upacara adat, seni tradisional dan ucapan puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah memberkahi dan emmberikan keselamatan selama mereka mencari rejeki di pesisir Pantai Baron tersebut.


15.  Upacara Sedekah Laut Kukup
Waktu             : Kamis Pon, 15 Novenber 2012
Tempat            : Pantai Kukup, Desa Kemadang, Tanjungsari
Keterangan      : Upacara Kenduri dan sesaji dilarung di laut


16.  Pentas Karawitan
Waktu             : Kamis Kliwon malam setiap bulan (Malam Jum’at Legi)
Tempat            : Bangsal Sewokropojo, Wonosari
Keterangan      : Pentas Kesenian Karawitan 18 Kecamatan se-Kabupaten Gunungkidul secara bergantian tiap bulan